Dirimu persis sebutir mutiara,
Jernih dan tinggi nilanya,
namun apalah nilanya,
tanpa perasaan dan jiwa?
Ego manusia pasti tertewas,
Andai dirimu sedang meronta lemas,
Dikala Bermain dan berlari dengan perasaan yang sedang lemas,
Dirimu pasti tertewas...
Namun sifat malu yang ada pada diri,
Membuatkan dirimu terpaksa bertakung di dalam hati,
Memendam rasa dalam diri,
Membuat perkampungan sendiri....
Tiada yang tahu jiwa sedang lara,
hanya dirimu menjadi teman setia,
menuggu detik untuk keluar dari mata,
menenagkan diri dengan mu dan yang ESA...
Perit untuk mengeluarkan dirimu,
Takut ada yang mengata,
Diri lemah tak terdaya,
Untuk menyangkal persepsi manusia
Apalah guna memikir persepsi manusia
Andai hati tidak aman
Andai jiwa sedang lara
Andai perasaan sedang meronta...
Dirimu bukan pengukur lemah manusia,
Jauh sekali pengukur ego manusia,
Bukan juga untuk merendahkan martabat manusia,
Tetapi mengenangkan nasib seorang manusia...
Andai dirimu masih berkeras,
Dek kerana ego manusia,
Apalah gunanya ciptaan yang ESA,
Menciptakan dirimu persis sebutir mutiara?